Radar Babel – Nama Bima Yudho Saputro, seorang TikToker dengan akun @awbimaxreborn kini ramai seliweran di internet lantaran pemuda nyang tengah kuliah di Australia ini berani meng-kritik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, tanah kelahirannya.
Melalui akun TikTok miliknya, Bima kerap mengkritik beberapa hal terkait pemerintahan dalam video nyang dibuat berbentuk presentasi, Bima mengutarakan pendapat sekaligus curhat mengapa Provinsi Lampung tak maju-maju.
“Oke di video kali ini gue mau presentasi tentang alasan kenapa Lampung ini nggak maju-maju. Kenalin nama gue Bima. Gue berasal dari kampung yang satu ini, Dajjal. Dan sekarang gue lagi menjalani study gue di Australia,” kata Bima dalam introduksi video miliknya, dikutip Sabtu, 15 April 2023.
Bima menjelaskan beberapa poin yang menurutnya menjadi penyebab Lampung tertinggal dengan Provinsi lainnya, padahal Lampung merupakan daerah yang dekat dengan Jakarta.
Bima Yudho Saputro Kritik Jalanan Lampung Tambal Tempel
Paling viral kritik Bima terhadap Pemprov Lampung adalah perkara jalan nyang merupakan infrastruktur paling umum untuk mobilisasi ekonomi masyarakat,namun, Bima mengungkapkan bahwa jalanan di Lampung banyak yang rusak dan tak kunjung diperbaiki.
“Gua sering bahas jalan karena jalan itu kayak infrastruktur yang paling umum dan untuk mobilisasi ekonomi di Lampung, tapi jalan-jalan di Lampung tuh kayak 1 KM bagus, 1 KM rusak terus jalan ditempel-tempel doang, ini apa sih, ini pemerintah main ular tangga atau apa,” ujar Bima.
Bima juga menyorot pembangunan Lampung mangkrak, salah satunya Bima menyebut pembangunan Kota Baru Lampung Selatan yang telah menelan anggaran miliaran rupiah.
“Contohnya Kota Baru itu dari zaman gua SD sampe sekarang gua nggak pernah denger kabarnya lagi, itu aliran dana dari pemerintah pusat itu ratusan miliar, dan gua nggak tau tuh sekarang udah jadi tempat jin buang anak kali,” celoteh Bima Yudho Saputro.
Pendidikan Lampung Penuh Kolusi, Korupsi Jadi Makanan Sehari-hari
Selain itu, Bima mengungkapkan sistem pendidikan di Lampung yang masih lemah dengan menyebut beberapa menteri yang berasal dari Lampung, seperti Erick Thohir dan Sri Mulyani, lewat TikTok @awbimaxreborn miliknya, Bima Yudho Saputro curhat sistem penyaringan peserta didik di Lampung menurutnya banyak kecurangan.
Ia mengungkapkan bahwa banyak praktek kolusi di sektor pendidikan hingga sudah menjadi rahasia umum.
“Gua nggak bilang Lampung itu kekurangan orang pintar ya, Lampung itu banyak banget orang pintar, cuman proses penyaringan peserta didik yang ada di Lampung itu sendiri itu banyak banget kecurangan,” ujar Bima.
“Bahkan yang berkontribusi itu orang-orang yang bekerja di sektor pendidikan, kayak dosen nitipin anaknya, rektor nitipin ponakannya,” lanjutnya.
Menurut Bima, kasus korupsi Lampung merambat berbagai sektor, penegakan hukum lemah, hingga birokrasi pemerintahan yang tidak efisien.
“Korupsi itu di mana mana, birokrasi gak efisien, hukum gak ditegakkan, suap di mana-mana sudah kayak makanan sehari-hari,” kata Bima.
Sektor Pertanian Tak Stabil
Bima mengkritik pengembangan sektor pertanian yang menurutnya belum stabil.
Bima mengungkapkan bahwa Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak hasil pertanian.
Namun, hasil sektor pertanian ini tidak bisa stabil, sehingga terkadang hasilnya anjlok, padahal Lampung menjadi provinsi lumbung pertanian.
“Tidak bisa dipungkiri Lampung itu salah satu provinsi yang memproduksi banyak banget hasil pertanian kayak jagung, beras ketan, dan lain-lain,” kata Bima.
“Dan kontribusinya di Lampung sendiri itu sampai 40 persen lebih, dan sektor ini tuh vulnerable yah, kayak fluktuatif gitu nggak bisa stabil dan yang set harga kan yang di pusat juga gitu, gua dulu anjlok, kadang-kadang naik gitu,” tambahnya.
“Eh mohon maaf kadang-kadang bisa kayak kaya raya gitu orang Lampung bisa nyekolahin anaknya ke luar negeri, karena emang sektor pertanian ini sebenarnya kayak main binomo gua rasa,” tandasnya.
Setelah Bima Yudho Saputro buka suara meng-kritik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, banyak warga Lampung yang kemudian membagikan berbagai kondisi jalan di Lampung yang rusak parah, warganet pun mendukung Bima karena berani mengkritik daerahnya sendiri.
Ginda Ansori Gagal Fokus Ambil Poin!
Sayangnya, kritikan Bima itu juga tak disambut baik oleh beberapa pihak, seperti seorang warga bernama Ginda Ansori yang mengadukannya ke Polda Lampung.
Mengaku pengacara, Ginda mengadu konten kritik TikTok @awbimaxreborn milik Bima Yudho Saputro nyang dianggap mahina di daerah Lampung karena penggunaan kata ‘Dajjal’ di awal introduksi.
Ginda juga menganggap konten tersebut melanggar Undang-Undang ITE, dan menyebarkan hoaks.
Karena hal ini, Warganet pun berbondong-bondong membela dan mendukung Bima otomatis nge-rujak Ginda.
Pasalnya, kata ‘Dajjal’ yang diungkapkan Bima tidak memiliki arti yang menghina warga Lampung.
Melainkan, kata tersebut disebut sebagai kiasan bagaimana Bima kecewa dan kesal dengan provinsi tempat tinggalnya.
Netizen pun turut geram dengan sikap pemerintah setempat yang dianggap anti kritik.
Menurut netizen, seharusnya poin yang diambil adalah kritikan dari Bima, bukan kata Dajjal.
“Dr video 3 menit cuman kata dajjalnya doang yg dihighlight padahal kritikannya bener semua dan pura2 nggak denger,” ujar @t***2.
“Video 3 menit tp yg di telen sama pemerintah Lampung kata “dajjal” , aku kira cman pedagang lotis aja yg salah udah tau aquarium malah di isi buah2 an tp ada yg lbh salah yaitu : jalan pikir Pemerintah Lampung. Otaknya gak jalan cok. Harusnya dirangkul Bima diajak diskusi,” tulis @n***_.
“Padahal omongannya bima bener, masa dari durasi video selama itu cm diambil dajjal nya doang sih. Bukti2 jalan yg emang jelek juga ga sedikit yg di up ke sosmed. Mending pada mikir gmana biar omongan bima tuh dibuat evaluasi ke depannya , oiya kinerja nya kurang, dibenahi kek,” kata @m***n.
“Serba salah mau demokrasi gimana di kritik dikit aja pada baper, mana udh jelas fakta gabisa dipidana, sekian lama durasi video yg diambil cuma dajjalnya doang wkwkw blok,” ucap @d***z. ***
Berita de' kalah ngejut..
Jatah Pejabat, Polemik Sekda Naziarto Jadi Petugas Haji Daerah
14 Juni Nakes Sepakat Gelar Aksi Mogok Kerja Jika RUU Kesehatan Ngotot Dibahas
Gegara Cuit Sakiman di Grup WA, Puluhan Kader PDIP Bergerak Membuat Laporan