You dont have javascript enabled! Please enable it!

RadarBabel dot Com

Liputan Kejut Kabar Bangka Belitung Dan Berita Nasional Dadakan

Liputan Fakta Ngejut Bangka Belitung » Tradisi Etnis Tionghoa
Gelar Tradisi Tionghoa Chit Ngiat Pan Sembahyang Rebut Kelenteng Kung Fuk Miau Muntok

Chit Ngiat Pan: Tradisi Sembahyang Rebut Kelenteng Kung Fuk Miau Muntok, Bangka Barat

Berita Bangka Belitung Black NewsBERITA BANGKA BELITUNG

Radarbabel.com – Pengurus Kelenteng Kong Fuk Miau Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tengah persiapan gelar tradisi Sembahyang Rebut. Chit Ngiat Pan sebutan lain ritual Sembahyang Rebut adalah perayaan hari besar warga Tionghoa yang diperingati setiap tanggal 15 bulan ke-7 pada penanggalan kalender Imlek

Dan tidak hanya di Klenteng Kung Fuk Miau saja, namun warga Tionghoa di berbagai penjuru dunia juga akan sama melaksanakan ritual adat keagamaan yang dilaksanakan pada bulan Agustus ini.

Kelenteng Kung Fuk Miau merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang masih berdiri kokoh hingga saat ini, terletak di Kecamatan Muntok. Kabupaten Bangka Barat. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan masih dipergunakan sebagai tempat ibadah bagi warga masyarakat Tionghoa, Kelenteng berdiri pada tahun 1800-an Masehi, tepatnya dibangun pada tahun 1820 masa Dinasti Ching.

Penamaan Klenteng Kong Fuk Miau itu sendiri diambil dari wilayah para pendiri yang berasal dari Cina Selatan. Kung Fuk berasal dari kata Kwang Tung dan Fuk Kian (nama wilayah di Cina) yang disingkat jadi Kung Fuk, sedangkan Miau artinya adalah Rumah Dewa. Pada awalnya bangunan Klenteng Kung Fuk Miau dibangun menggunakan kayu dan lantainya terbuat dari tanah liat. Klenteng Kung Fuk Miau pernah diperbaiki pada Tahun 1977, 1982, dan 1994.

Finishing Kesiapan Gelar Adat Budaya Chit Ngiat Pan

Pengurus Kelenteng Kung Fuk Miau Muntok, Paularita Miewien, menyampaikan butuh waktu dua bulan bagi pengurus untuk mempersiapkan istiadat tersebut.

“Sejauh ini sudah 95 persen, hari ini finishingnya terakhir yaitu pemasangan ataupun penepatan patung-patung, sudah harus diarea dimana tempat ritual tersebut,” kata Paularita Miewien, Kamis (11/8/2022).

Paularita menambahkan, kebudayaan Chit Ngiat Pan menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa setempat ialah mengharapkan keselamatan dan kerukunan antar umat di dunia.

“Masyarakat Tionghoa itu mulai datang sejak Jumat subuh untuk berdoa. Karena dalam ritual itu mereka berdoa tidak hanya yang diritualkan untuk sembayang rebut. Tapi dibangunan utamanya juga,” ucapnya.

Prosesi budaya Sembahyang Rebut itu, kata Paularita dimulai dengan setelah dibukanya mata patung Jin Thai Se Ja.

“Karena di hari H nya di tanggal 15 itu memang wajib untuk ritual. Jadi masyarakat bisa langsung untuk ritual terlebih dahulu. Kalau sembayang rebut setelah dibukanya mata patung Thai Se Ja,” ujarnya.

error: