You dont have javascript enabled! Please enable it!

RadarBabel dot Com

Liputan Kejut Kabar Bangka Belitung Dan Berita Nasional Dadakan

Liputan Fakta Ngejut Bangka Belitung » Dodol Sajian Sedekah Ruwah Desa Penyampak
Dodol Desa Penyampak pakai warisan resep istimewa Ciri khas sajian sedekah ruwah budaya lokal Babar menjadi tradisi tahunan Dodol Bergema

Kenikmatan tersendiri saat membuat dodol adalah saat mengaduknya 😄

Intip Resep Warisan Dodol Sedekah Ruwah Desa Penyampak, Tahan Lama Sampai Bulanan

Berita Bangka Belitung Black NewsBERITA BANGKA BELITUNG

"Tradisi ini sudah lama warisan nenek moyang, sebelum merdeka pun tradisi membuat dodol ini sudah ada. Setiap tahun seperti inilah, tapi dulu hanya pribadi, masing-masing rumah bikin dodol," -Rusli. 

Radar Babel – Dodol Desa Penyampak bukan sembarang dodol, ada warisan resep istimewa yang menjadi ciri khas dodol Desa Penyampak, Kecamatan Tempilang Bangka Barat (Babar). Dimulai dari bahan utama yang tidak sembarangan, nyala api dari kayu bakar untuk memasaknya diatur sedemikian rupa, hingga durasi mengaduknya yang tidak sebentar.

Menurut Ketua Panitia Pelaksana acara ”Dodol Bergema” Desa Penyampak, Joko Malis, beberapa hal tersebut membuat kuliner Desa dodol Penyampak tahan lama dan tidak akan basi selama berbulan – bulan.

“Beda dengan dodol lain, ciri khas dodol Desa Penyampak itu semakin lama kita memasaknya bisa tahan lama sampai tiga atau empat bulan nggak ada basi-basinya meskipun ini tanpa bahan pengawet,” jelas Joko Malis di sela acara Dodol Bergema Desa Penyampak, Kecamatan Tempilang, Rabu ( 1/3/2023 ).

Resep Dodol Desa Penyampak tak sembarangan

Resep Bahan utama dodol Penyampak yakni ketan, menurut Joko tidak boleh berasal dari membeli di toko tapi harus ketan murni hasil panen tanam sendiri dari warga setempat. Bahan lainnya kelapa, gula aren, gula pasir dan sedikit minyak kelapa.

Cara membuat Dodol Desa Penyemak pun tak sembarangan, asli ngulik kuliner diatas normal, Setelah bahan dicampur di dalam wajan atau kawah, dodol diaduk dari masih cair sampai mengental.

“Durasinya nggak tentu, mulai masak pagi-pagi mereka menyiapkan apinya karena apinya terlalu besar hasilnya jelek. Pernah membuat dodol ini dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam, kira-kira 11 sampai 12 jam,” jelas dia.

Tradisi memasak dodol Desa Penyampak menurut Joko Malis sudah berusia ratusan tahun dan merupakan warisan budaya nenek moyang. Adat istiadat ini biasanya dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan.

Kulineran Dodol Desa Penyampak disajikan teruntuk para tamu sedekah ruwah

“Ini hasil maksimal untuk sedekah ruwah Desa Penyampak nanti, rasanya enak. Jadi orang yang datang ke rumah kita akan kita hidangkan dodol ini,” bebernya.

Saking khas tradisi pembuatan dodol Penyemak tersebut, hingga berkelanjutan dilaksanakan secara massal menjadi budaya ‘Dodol Bergema’ (Bersatu bersama Bergerak Maju) sejak tahun 2011 hingga sekarang.

Wabup Bong Ming Ming Mengaduk Dodol Dari Resep Istimewa warisan leluhur
Wabup Bong Ming Ming mengaduk Dodol Desa Penyampak

Untuk tahun ini 56 peserta pembuat dodol diberikan uang sebesar Rp150.000 dan mendapatkan kupon undian untuk hadiah doorprize.

Bahkan menurut Joko, ada beberapa fasilitas yang disiapkan panitia untuk para pengaduk dodol.

“Ada beberapa yang disiapkan panitia dan ada peserta yang bawa sendiri. Panitia hanya menyediakan tempat, tungku kayu bakar dan ada beberapa mesin tepung dan mesin parut kelapa kita gratiskan,” tutupnya.

Rusli ( 59 ), warga Desa Penyampak yang juga sering membuat dodol menambahkan, awalnya tradisi memasak dodol ini dilakukan sendiri – sendiri. Namun seiring perkembangan jaman, budaya warisan tahunan menyambut bulan ruwah ini pun dilakukan secara bersama – sama.

“Tradisi ini sudah lama warisan nenek moyang, sebelum merdeka pun tradisi membuat dodol ini sudah ada. Setiap tahun seperti inilah, tapi dulu hanya pribadi, masing-masing rumah bikin dodol,” tutur Rusli.

Dodol Desa Penyampak dengan resep istimewa warisan leluhur itu menjadi salah satu budaya lokal hingga jadi pemersatu warga Bangka Barat(Babar).

“Sekarang adat istiadat ini dijadikan acara Dodol Bergema, jadi sekarang ada persatuannya,” sambung dia.

error: