Radar Babel – Ketua Satuan Satgas TPPO Kota Pangkalpinang sekaligus Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Radmida Dawam mengungkapkan hasil temuan kasus open BO prostitusi pelajar pangkalpinang yang melibatkan kalangan pelajar jenjang SMP dan SMA. Hal ini disampaikan langsung pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) SMP Negeri 1 Pangkalpinang ke-105 tahun.
“Bapak dan Ibu guru, kami seminggu yang lalu bersama Tim TPPO Kota Pangkalpinang menemukan indikasi adanya Open BO (Booking) di Kota Pangkalpinang. Itu sudah ada (kasusnya),” ungkap Radmida, Sabtu 3 September 2022.
Menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Kota Pangkalpinang, Radmida Dawam menyampaikan pentingnya peran orangtua dan guru dalam pengawasan anak di era globalisasi yang serba digital saat ini.
Radmida selalu menghimbau kepada orangtua dan guru untuk selalu memperhatikan pengunaan ponsel genggam pada anak, khususnya pada lingkungan sekolah dan menerapkan razia rutin perihal ini.

Ia menilai, faktor pengunaan gadget tanpa pengawasan yang berlebih inilah menjadi salah satu penunjang kasus tersebut berkembang hingga tingkat pelajar.
Radmida berujar akan segera menindaklanjuti permasalahan temuan kasus open BO prostitusi pelajar pangkalpinang ini dengan mengadakan pertemuan bersama seluruh Kepala Sekolah Tingkat SMP dan SMA se-Pangkalpinang pada Selasa 6 September 2022.
“Kami bersama Dinas Perlindungan Anak Kota, berpesan untuk tolong diperhatikan lagi siswa-siswinya dalam mengunakan HP (Handphone). Karena sudah ada hasil temuan dari razia di salah satu sekolah Pangkalpinang. Kemudian pada hari Selasa nanti, kami tindaklanjuti dengan mengumpulkan semua Kepala Sekolahnya,” terangnya.
Radmida membuka sedikit fakta kasus prostitusi pelajar pangkalpinang sewaktu melakukan pengecekan ponsel genggam pada pelajar berkat hasil razia yang dilakukan oleh pihak sekolah. Ia mengaku sempat menemukan adanya indikasi TPPO yang menjurus Human Trafficking.

“Jadi siswa ini saling menjual antar temannya sesama siswa, itu mengerikan sekali. Sekarang memang jamannya globalisasi dibidang komunikasi, akan tetapi kalau digunakan dengan bijak itu akan berdampak positif. Begitu juga kalau tidak digunakan dengan baik, itu bisa berdampak negatif,” tutur Radmida.
Ia menekankan, pentingnya peran orangtua sebagai wali murid akan hal ini. Orangtua seharusnya tak serta merta langsung menitipkan anak dan membebankan ini semua kepada guru.
“Mari sama-sama, bapak ibu semuanya, orangtua juga tolong diawasi dan kita saling mengingatkan. Orangtua itu jangan bulat bulat menitipkan anaknya ke sekolah dan jangan jadikan guru itu menjadi penanggungjawab anaknya. Guru ini kan tanggung jawabnya memberikan ilmu. Ingat orangtua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak,” imbau Radmida.
Radmida berharap agar para generasi penerus bangsa ini dapat berkembang dengan baik pada era globalisasi ini. Sekali lagi ia tekankan hal ini harus dilandasi dengan pengawasan orangtua dan guru yang ada di sekolah. Terutama dalam memaksimalkan pengunaan ponsel genggam pada anak.
“Jika mereka sudah bisa mencari uang dengan cara yang sangat mudah, cara yang gampang tapi dengan cara yang salah, ini tidak boleh. Untuk para guru sekali lagi mohon diawasi pengunaan HP siswa-siswi ini,” pungkas Radmida.
Berita de' kalah ngejut..
Buruan Daftar Mudik Gratis Bareng 6 Armada Pemkab Bateng, Yuk
LKPJ Bupati Bangka Barat, Pendapatan Babar Melebihi Target Nyang Ditetapkan
Pj Gubernur Babel Suganda Pandapotan Pasaribu Siap 5 Agenda Prioritas Baru Pengembangan Berkelanjutan Negeri Serumpun Sebalai