You dont have javascript enabled! Please enable it!

RadarBabel dot Com

Liputan Kejut Kabar Bangka Belitung Dan Berita Nasional Dadakan

Liputan Fakta Ngejut Bangka Belitung » Tradisi Adat Perkawinan
Mengenal Ritual Balawang Tujuh, Tradisi Nikahan Duda Janda Tanah Banjar

Ritual pernikahan yang dilakukan sebagai simbol, jika ingin melangsungkan pernikahan yang baru maka harus bercermin dari pengalaman yang sudah lalu

Mengenal Ritual Balawang Tujuh, Tradisi Nikahan Duda Janda Tanah Banjar

Berita Bangka Belitung Black NewsBERITA BANGKA BELITUNG

“Pung pung halu, karena gicak giyang, kumpul bareng di balu jangan bamadu jomblo, Pung pung halu karena gicak giyang, asal jangan bamadu dikonfrontir siang malam. Bangun di malam hari, nyalakan balawang tujuh, gunung api.” - Syair Balawang Tujuh

Radar Babel – Balawang Tujuh, mengenal tradisi perkawinan janda dan duda di Tanah Banjar, ritual nikahan ini populer di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Orang Balangan termasuk sub suku Banjar.

Balawang Tujuh adalah istilah dalam bahasa Banjar. Asal katanya adalah “Lawang” yang artinya pintu. Kemudian Tujuh merupakan angka hitungan. Penyematan nama ini diartikan Tujuh Pintu harus dilewati.

Tujuh pintu yang dimaksud, yaitu tujuh terbuat dari kain sarung atau tali di pelataran mempelai wanita. Kemudian dikelilingi obor menyala yang ditancapkan, sehingga menyerupai atap gunung disertai dengan alunan musik pengiring pengantin.

Ritual pernikahan itu dilakukan sebagai simbol, jika ingin melangsungkan pernikahan yang baru maka harus bercermin dari pengalaman yang sudah lalu, sehingga pasangan pengantin janda dan duda ini, dapat membuka lembaran baru dengan melewati tujuh pintu tersebut.

Menariknya mengenal ritual Balawang tujuh ini adalah, pernikahan berlangsung hanya malam hari di tanah lapang. Pengantin mengenakan pakaian adat Banjar. Disiapkan pula piduduk yang mirip “sesajen” berupa beras ketan, telur, kelapa, wangi-wangian, dan lainnya yang dimaksudkan untuk mendapatkan restu dari orang-orang terdahulu.

Pengantin pria biasanya diarak dengan obor yang dibuat mirip atap rumah atau gunung api yang dimaksudkan agar rumah tangganya nanti bisa kokoh.

Kemudian, pasangan pengantin janda dan duda itu juga biasanya sambil melantunkan syair-syair saat melewati tujuh pintu. Berikut syairnya;

“Pung pung halu, karena gicak giyang, kumpul bareng di balu jangan bamadu jomblo, Pung pung halu karena gicak giyang, asal jangan bamadu dikonfrontir siang malam. Bangun di malam hari, nyalakan balawang tujuh, gunung api.”

Hingga kini tradisi Balawang Tujuh masih dilestarikan oleh orang Balangan.

error: