Radar Babel – Makin dijabanin gelar Ngobrol Sambil Ngopi Bersama Pemerintah dan Masyarakat (Ngopi Pekat) Edisi kelurahan bareng Molen nyang ketiga di Gabek 1 ini, makin ‘petjah’ saja.
Dibungkus kemasan konsep acara se-santuy mungkin guna mendekatkan berbagai lapisan kalangan masyarakat dengan Wali kota beserta jajaran, komunikasi program Ngopi Pekat kelurahan Gabek 1 kali ini justru lebih hidup penuh gelak tawa.
Keseruan ini terlihat benar di gelaran Ngopi Pekat ketiga tingkat kelurahan vol III nyang berlangsung di halaman TK/TPA Assaadah, Kelurahan Gabek I, Kecamatan Gabek, Jumat malam (17/03/2023).
Wali kota Molen tampak kerap melontarkan candaan segar hingga suasana serius jadi pudar dan membuat Ngopi Pekat jadi obrolan santai penuh makna itu, benar adanya.
Molen ketemu ‘lawan’ di Kelurahan Gabek I
Acara Ngopi Pekat kelurahan Gabek 1 edisi ketiga mendadak seru dengan tampilnya sosok bernama Mandes, warga RT 03 RW 01.
Tak terlihat istimewa dari perawakan lelaki berumur ini, namun saat mendapat kesempatan membuka suara menyampaikan curhat, seakan Ngopi Pekat Molen habis diseruput Mandes!
Ratusan warga nyang duduk satu lesehan tak bisa menahan gelak tawa. Termasuk Wali kota Molen, Ketua TP PKK Monica Haprinda, Sekda Mie Go, Camat Gabek Suandi, serta para pejabat yang ikut hadir dalam acara ngobrol santai tersebut.
Lihat saja, mengaku tak bisa membaca dan buta huruf namun gaya bicara ceplas-ceplos Mandes justru menghidupkan suasana lebih interaktif.
“Meski tak bisa membaca tapi saya tahu kalau jalan yang dibangun kualitasnya bagus atau tidak dan sebaiknya menggunakan bahan apa,” katanya.
Hal tersebut disampaikannya kepada Molen mengingat kondisi jalan menuju rumah dia terbuat dari susunan conblock. Dia berharap jalan tersebut kalau ada perbaikan bisa dikerjakan dengan pengecoran yang kualitasnya lebih tahan lama.
“Mohon maaf pak Wali, saya ini juga wali. Tapi wali murid,” katanya berseloroh polos membuat warga penuh senyum tawa.
Selain minta perbaikan jalan di tempatnya, Mandes juga berharap Walikota Molen memasang lampu penerangan jalan di beberapa titik.
“Kami senang punya pemimpin seperti pak Wali kota. Semoga pak Wali nanti bisa maju lagi untuk memimpin dua periode. Bagaimana? Setuju kalau Pak Molen maju dua periode?” tanya Mandes kepada ratusan warga lainnya.
Sontak ucapan Mandes mendapat apresiasi tepuk tangan meriah warga nyang hadir sembari kompak menjawab “Setujuuu”.
Bila Molen nanti maju dua periode dan terpilih kembali, dia berharap agar Molen lebih banyak lagi menciptakan lapangan pekerjaan.
Melihat kepolosan dan ketulusan hati Mandes menyampaikan uneg-unegnya Molen memberikan ‘hadiah’ pemasangan lampu jalan sebanyak dua titik. Padahal, banyaknya aspirasi masyarakat untuk minta dipasang lampu jalan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pangkalpinang tidak mungkin lagi memenuhinya tahun ini karena keterbatasan anggaran.
“Saya tahu pak Ubai (Kadishub-red) tidak mampu lagi. Tapi sekali ini saja saya minta atas nama pribadi agar dipasangkan lampu sebanyak dua titik di tempat pak Mandes. Bagaimana nanti teknisnya dalam satu minggu kedepan saya minta sudah terpasang. Bila perlu pakai dana pribadi saya. Bisa ‘kan pak Ubai satu minggu lagi sudah terpasang?” ungkap Molen.
Selain Mandes, masih banyak lagi warga maupun tokoh mayarakat Kelurahan Gabek I menyampaikan pertanyaan, keluhan, dan usulan pembangunan di perhelatan Ngopi pekat edisi kelurahan ini kepada Wali kota Molen.
Bahkan, salah satu tokoh masyarakat mengaku bangga dengan gaya kepemimpinan Molen membangun keakraban dengan warga dengan gelaran Ngopi Pekat.
“Ngopi Pekat ini sangat bermanfaat bagi kami. Selain bisa bertemu langsung dengan pak wali dan banyak pejabat juga bisa mempererat silaturahmi diantara kita,” kata salah satu tokoh masyarakat itu.
Beberapa keluhan warga mencuat dalam acara Ngopi pekat tingkat Kelurahan vol III bareng Molen ini diantaranya soal kekurangan air bersih warga menjelang puasa Ramadhan nanti. Sebab di tempat mereka merupakan dataran tinggi dan belum masuk air PDAM. Molen pun memberi jawaban keluhan warga terkait ini dengan menelpon langsung pejabat PDAM untuk segera diatasi.
Ada pula curhatan warga mengenai kerancuan syarat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang salah satunya melalui jalur zonasi namun pada prakteknya menerapkan tinjauan usia calon siswa/murid. curhatan itupun dijawab gamblang Kadis Pendidikan Erwandi mengacu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang membuat warga langsung memahaminya.
Berita de' kalah ngejut..
Jatah Pejabat, Polemik Sekda Naziarto Jadi Petugas Haji Daerah
Menarik, Mantan Pengacara Bharada E Dampingi DY Atas Kasus Hukum Yang Menjeratnya
Basel Punya Rumah Aman Anak Rahasia