Radar Babel – Keras sisik mamalia satu ini tak lantas jadi pelindung Trenggiling dari bahaya seutuhnya, justru berujung bencana. Fakta lapangan menunjukkan maraknya perburuan hewan mamalia langka bersisik keras ini laris manis dipasar gelap karena beragam mitos menggoda dibaliknya.
Konon, sosok mamalia bersisik langka ini dicari dagingnya sebab dipercaya bisa menambah vitalitas kaum pria. Parahnya, aktifitas berburu sisik trenggiling tak hanya di Indonesia melainkan menyebar sampai Asia untuk digunakan sebagai bahan racikan narkotika jenis sabu.
Selama 1999-2017, jutaan ekor trenggiling diburu dan diselundupkan ke seluruh dunia. Menurut kabar Indonesia menjadi pemasok trenggiling selundupan terbesar dengan jumlah 193 ribu ekor. Sebagian besar barang bukti sitaan yang terjadi di Indonesia (83%) mengarah ke wilayah Sumatera sebagai lokasi sumber perburuan trenggiling.

Sisik Pelindung Trenggiling merupakan famili Pholidota. Di Asia terdiri dari 4 spesies yaitu Chinese Pangolin, Indian Pangolin, Philippine Pangolin, dan Sunda Pangolin (Manis Javanica). Sunda Pangolin adalah jenis yang paling banyak tersebar di Asia Tenggara.
Sisik yang berguna sebagai alat berlindung dari mangsa justru menjadi senjata makan tuan karena dijadikan sasaran para pemburu, sehingga membuat trenggiling masuk dalam stasus hewan kritis.
Berita de' kalah ngejut..
Deni Lugina Mundur Diri Jadi Penganggur Usai Becanda pengen Nimpuk Presiden
Simpel, Strategi Pemerintah Menangkap Lukas Enembe, Hanya Mantengin Distribusi Nasi Bungkus Saja
Akibat ulah Chikbul, Pemkot Bekasi Terbitkan Surat Pemberitahuan Bahaya Chiki Ngebul