You dont have javascript enabled! Please enable it!

RadarBabel dot Com

Liputan Kejut Kabar Bangka Belitung Dan Berita Nasional Dadakan

Liputan Fakta Ngejut Bangka Belitung » Varian Arcturus Naik Status Jadi VOI
Varian Arcturus Naik Status Berbahaya Jadi Variant of Interest

Varian Arcturus Naik Status Jadi Variant of Interest, Seberapa Bahaya Kata WHO?

Berita Bangka Belitung Black NewsBERITA BANGKA BELITUNG

Varian ini dapat lebih mudah menular dan memicu gejala baru yang mengkhawatirkan. Namun, saat ini belum ada yang menunjukkan bahwa varian Arcturus lebih berbahaya daripada varian Omicron lainnya.

Radar Babel – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan status varian Arcturus naik menjadi ‘variant of interest (VoI)’. Ini dilakukan setelah melihat pertumbuhan varian XBB.1.16 lebih unggul dan kemampuannya menghindari sistem kekebalan.

Dalam pembaruan epidemiologi mingguan terbarunya, WHO memperingatkan karakteristik varian Arcturus ini sangat meningkat kontribusinya pada peningkatan kasus.

“Namun, saat ini, tidak ada sinyal awal peningkatan keparahan. Penilaian risiko XBB.1.16 awal sedang berlangsung dan diharapkan akan dipublikasikan dalam beberapa hari mendatang,” jelas WHO yang dikutip dari laman Gavi, the vaccine Alliance, Minggu (23/4/2023).

Selain itu, varian ini dapat lebih mudah menular dan memicu gejala baru yang mengkhawatirkan. Namun, saat ini belum ada yang menunjukkan bahwa varian Arcturus lebih berbahaya daripada varian Omicron lainnya.

Apa itu variant of interest?

Varian Arcturus naik status jadi Variant of interest artinya virus mengalami perubahan genetik atau mempengaruhi karakteristik, seperti penularan, mudah menghindar dari sistem kekebalan, hingga tingkat keparahan penyakit.

VOI juga harus terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian lain yang beredar di lebih dari satu wilayah WHO. Bisa juga dengan beberapa bukti lain yang menunjukkan bahwa VOI menimbulkan risiko baru bagi kesehatan masyarakat global.

Berdasarkan laporan dari dokter anak di India, varian ini memiliki gejala seperti mata ‘gatal’ atau terasa lengket, mata merah dan berair, demam tinggi, serta batuk. Namun, gejala ini relatif jarang terjadi pada pasien COVID-19.

Menurut Matthew Binnicker, direktur virologi klinis di Mayo Clinic di Rochester, Amerika Serikat, XBB.1.16 juga dapat dikaitkan dengan demam yang lebih tinggi daripada varian lainnya.

“Salah satu varian yang kami lihat adalah XBB.1.16. Ia memiliki satu mutasi mutasi tambahan pada spike protein, yang dalam studi laboratorium juga menunjukkan peningkatan infektivitas sebagai potensi peningkatan patogenisitas,” jelas pemimpin teknis COVID-19 WHO Dr Maria Van Kerkhove.

“Jadi, ini salah satu yang kami pantau karena memiliki potensi perubahan yang perlu kami awasi dengan baik,” sambungnya.

error: